Setiap muslim wajib mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah di dalam kitabNya dan mengikuti Rasul-Nya di dalam Sunnahnya. Orang yang tidak ridha mengikuti apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, tidaklah dinamakan muslim.
Allah Y berfirman:
Sesungguhnya agama yang dibangun orang-orang Jahiliyah bukanlah atas dasar ilmu yang datang dengannya para rosul, akan tetapi mereka membangun atas dasar-dasar yang diada-adakan dari diri mereka sendiri dan nenek moyang serta tidak mau berpindah dari keyakinannya itu, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“ Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka".
Dalam ayat ini menjelaskan ketidak butuhanya mereka terhadap para rasul yang utus oleh Allah Y, akan tetapi lebih cenderung mengikuti nenek moyang mereka .
Perbuatan mereka inilah yang dikenal dengan Taqlid buta, yaitu mengikuti seseorang tanpa mengetahui dari mana sumber perkataannya dan tidak dengan dasar ilmu serta yang tidak layak untuk diikuti .
Oleh karena itulah Allah Y menceritakan orang-orang Jahiliyah dalam firman-Nya :
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang kelompok yahudi , Rasulullah r mengajak mereka untuk masuk islam , lalu mereka menjawab : “"(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami" Kemudian turunlah ayat ini. Lihat Tafsir Thobari 3/305 dan Misbahul Munir Fi Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir karya kumpulan para ulama yang diketuai Syekh Shofiyurahman Mubarakfuri.hal 123.
Syekh Abdurahman bin Nashir As-Sa’di- Rohimahullah- berkata : Allah Y menerangkan keadaan orang-orang musyrik tatkala diperintahkan untuk mengikuti apa yang Allah Y turunkan kepada Rasul-Nya, mereka mengatakan : "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami" mereka mencukupkan dengan teqlid kepada bapak-bapak mereka dan menolak beriman kepada para Nabi.padahal bapak-bapak mereka orang yang paling bodoh dan sesat. Ini merupakan syubhat untuk menolak kebenaran dan melemahkanya. ( Taisir karimir rohman fi tafsir kalamil manan ).
Dan dalam firman Allah lainnya:
Syekh Dr. Sholeh Al-Fauzan ( Anggota dewan fatawa KSA)– Hafizhohullah- ketika menafsirkan ayat ini beliau berkata : Dan apabila dikatakan kepada orang-orang musyrik dan kafir “ Ikutilah apa yang diturunkan Allah Y “ yaitu Al-Qur’an tetapi mereka menjawab : ((Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka )) ya’ni setan itu menyeru bapak –bapak “ (( kedalam siksa api yang menyala-nyala)) apakah kalian akan mengikutinya ? yaitu mengikuti bapak-bapak kalian walaupun mereka pengikut setan dan tempat kembalinya kedalam neraka yang menyala-nyala? Seorang yang berakal dia senantiasa meneliti urusannya dan kepada siapa dia taqlid. Lihat Syarh Masa’il Jahiliyah hal : 57.
“Katakanlah: "Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.
Ibnu Katsir –Rohimahullah- berkata: Allah Y berfirman : katakana ya Muhammad ! kepada orang-orang kafir yang menyangkamu gila : (( Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja)) yaitu aku memerintahkan kalian dengan satu hal saja ((supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu)) yaitu kamu tegak dan berdiri karena ikhlas kepada Allah Y tanpa hawa nafsu dan fanatik , lalu Ia bertanya kepada sebagian lainnya apakah Muhammad gila . lalu diantara mereka menasehati satu kepada lainnya ((Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) )) yaitu seseorang melihat dirinya sendiri tentang perkara Rasulullah r , dan bertanya kepada selainnya tentang nya ( Muhammad ), kalau dia merasa ragu terhadapnya, dan berfikir tentangnya ,maka itulah Allah Ta’ala berfirman : yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu.)) inilah makna yang disebutkan oleh Mujahid , Muhammad Bin Ka’ab, Sudaiy , dan Qotadah serta selain mereka. Dan ini pulalah maksud dari ayat tersebut. Misbahul Munir Fi Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir karya kumpulan para ulama yang diketuai Syekh Shofiyurahman Mubarakfuri hal : 1121
Syekh Dr Sholeh Al-Fauzan- Hafizhohullah-( seorang ulama besar
Dalam fatawa lajnah daimah ( dewan fatawa kerajaan
Taqlidnya orang yang tidak mampu mencari dalil dan menyimpulkan hukum-hukum kepada seorang ulama yang memiliki kapasitas untuk berijtihad dalam menentukan dalil-dalil syar’I , maka ini dibolehkan, sebagimana firman Allah Ta’ala :
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuanjika kamu tidak mengetahui,”Surat An-Nahl : 43.
Adapun taqlid kepada seseorang yang menyelisihi syariat islam dari kalangan nenek moyang , orang terkemuka dan para hakim dengan cara fanatik ataupun mengikuti hawa nafsu maka ini diharamkan menurut ijma’ ulama. ( Lihat fatawa lajnah daimah jilid kelima hal : 30.
Oleh karena itulah seorang yang berakal tatkala mendengar perkataan manusia, hendaklah berusaha untuk dapat membedakan dan memeriksanya serta menimbang kesalahan dengan kebenaran , lalu menerima kebenaran dan meninggalkan yang salah tidak bersih keras berada didalam taqlid buta terus menerus padahal sudah datang kepadanya kebenaran.( lihat kitab syarh masail Jahiliyah karya syekh Dr Sholeh Al-Fauzan – Hafizhohullah- hal: 59.
Mudah-mudahan bermanfaat. Amiin
1 komentar:
Posting Komentar